UNTR Terancam di 2026? Analisis & Rekomendasi Saham Terbaru

Posted on

caristyle.co.id JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) diprediksi akan menghadapi tantangan bisnis di tahun 2026. Prospek harga batu bara global yang rentan terhadap koreksi menjadi salah satu faktor utama yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan.

Kondisi ini berpotensi menekan kinerja segmen bisnis yang terkait dengan batu bara, yang selama ini menjadi tulang punggung pendapatan emiten Grup Astra ini.

Menurut laporan Stockbit Sekuritas, dalam *Earning Calls* kuartal III-2025, UNTR telah merevisi sejumlah target operasional untuk tahun 2025 dan sekaligus memaparkan proyeksi untuk tahun 2026. Langkah ini menunjukkan kehati-hatian perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar.

Penjualan alat berat Komatsu tahun ini mengalami revisi target, dari 4.600 unit menjadi 4.500 unit. Hal ini disebabkan oleh melemahnya permintaan alat berat berukuran besar, terutama dari sektor pertambangan batu bara. Untuk tahun 2026, target penjualan alat berat ditetapkan pada kisaran 4.300–4.500 unit.

IHSG Ditutup Memerah, Cek Rekomendasi Saham Teknikal untuk Jumat (14/11)

Pada segmen kontraktor tambang, target volume *overburden* untuk tahun 2025 juga dipangkas, dari 1,18 miliar *bcm* menjadi 1,13 miliar *bcm*. Sementara itu, volume *overburden* pada tahun 2026 diperkirakan akan stabil atau sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun ini.

Di sisi pertambangan batu bara, UNTR menargetkan penjualan sebesar 14,6 juta ton pada tahun 2025, dan menaikkannya menjadi 18,8 juta ton pada tahun 2026. Peningkatan ini sejalan dengan upaya peningkatan kapasitas tambang serta penyelesaian pembangunan *jetty* dan pelabuhan.

UNTR Chart by TradingView

UNTR juga memperkirakan adanya penurunan penjualan emas menjadi 215.000–220.000 *ons troi* pada tahun 2026, dibandingkan target 234.000 *ons troi* di tahun 2025. Penurunan ini disebabkan oleh kapasitas fasilitas *tailing* yang hampir penuh. Sementara itu, penjualan nikel ditargetkan untuk tetap stabil di angka sekitar 2 juta ton pada tahun 2026.

Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, memprediksi bahwa arah kinerja UNTR pada tahun 2026 cenderung stabil dengan pertumbuhan yang moderat.

Bertemu Lagi dengan Awal Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (17/11)

Target penjualan alat berat yang hampir setara dengan tahun ini mengindikasikan bahwa pemulihan permintaan alat berat belum terlalu kuat, terutama akibat tekanan pada aktivitas pertambangan batu bara.

Namun, kenaikan target penjualan batu bara dinilai mampu menopang kinerja segmen kontraktor dan pertambangan secara keseluruhan.

Segmen emas dan mineral lainnya, seperti nikel, tetap diperkirakan akan memberikan kontribusi positif, meskipun penjualan emas mengalami penurunan. “Diversifikasi ini membantu menyeimbangkan tekanan dari industri batu bara, sehingga kinerja UNTR tidak terlalu bergantung pada satu komoditas,” jelas Ekky.

CEO Edvisor Provina Visindo, Praska Putrantyo, menambahkan bahwa kinerja UNTR masih sangat dipengaruhi oleh proyeksi harga batu bara global. Pasalnya, jasa kontraktor dan pertambangan batu bara menyumbang sekitar 58% dari total pendapatan UNTR.

Cermati Rekomendasi Saham dari MNC Sekuritas Hari Ini (17/11), IHSG Berpeluang Naik

Kebijakan pemerintah yang membatasi produksi batu bara pada tahun 2026 berpotensi mendongkrak harga, namun di sisi lain, dapat menekan permintaan jasa kontraktor dan alat berat.

Praska menilai bahwa segmen emas masih memiliki peluang untuk tumbuh, didukung oleh harga jual yang tinggi, meskipun kontribusinya terhadap total pendapatan masih relatif kecil.

Ke depannya, UNTR diperkirakan akan terus memperbesar porsi pendapatan dari sektor non-batu bara melalui ekspansi ke energi terbarukan, hilirisasi, serta investasi di komoditas mineral yang menawarkan *recurring income* yang lebih stabil.

Ekky menilai bahwa kapasitas pendanaan UNTR terbilang kuat, berkat posisi kas yang besar dan tingkat *leverage* yang rendah. Dari sisi valuasi, UNTR termasuk dalam kategori saham *blue chip* dengan PER yang rendah dan fundamental yang stabil, sehingga menarik bagi investor jangka panjang yang mencari emiten defensif dengan dividen yang tinggi.

Secara teknikal, Ekky menyebutkan bahwa tren penguatan saham UNTR masih terbuka, selama harga bertahan di atas Rp 25.000 per saham, dengan target jangka menengah di kisaran Rp 30.000–Rp 31.500 per saham. Sementara itu, Praska merekomendasikan investor untuk melakukan *hold* dengan target harga Rp 27.500 per saham.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *