Rupiah Terbang Tinggi! Dolar AS Loyo, Sinyal The Fed Jadi Kunci?

Posted on

caristyle.co.id – JAKARTA. Kabar baik datang dari pasar valuta asing. Nilai tukar rupiah menunjukkan performa yang menggembirakan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari Kamis, 27 November 2025.

Menurut data dari Bloomberg, rupiah di pasar spot berhasil ditutup menguat sebesar 0,17%, mencapai level Rp16.636 per dolar AS. Penguatan ini sejalan dengan data dari kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang juga mencatat kenaikan sebesar 0,17%, bertengger di Rp16.644 per dolar AS, naik dari posisi sebelumnya yaitu Rp16.673 per dolar AS pada hari Rabu, 26 November 2025.

Ibrahim Assuaibi, seorang Pengamat Ekonomi, Mata Uang, dan Komoditas, menjelaskan bahwa penguatan rupiah kali ini tak lepas dari melemahnya indeks dolar AS. Perhatian pasar saat ini tertuju pada dinamika pemilihan Ketua Federal Reserve (The Fed) yang baru.

“Kevin Hassett dianggap sebagai kandidat terkuat untuk menggantikan Powell, dan ia dikenal dekat dengan Presiden Trump,” ungkap Ibrahim kepada Kontan, Kamis (27/11/2025). Ekspektasi pasar bahwa Hassett akan mendorong penurunan suku bunga yang lebih agresif inilah yang membuat dolar AS kehilangan momentumnya.

Selain faktor eksternal, Ibrahim juga menyoroti sinyal dovish yang belakangan ini diberikan oleh beberapa pejabat The Fed, yang lebih memprioritaskan stabilitas pasar tenaga kerja. Perkembangan positif terkait stimulus properti di China serta peluang gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina turut memberikan sentimen positif bagi risiko global, yang pada gilirannya mendukung penguatan rupiah.

Dari dalam negeri, optimisme pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal IV juga menjadi penopang nilai tukar rupiah. Proyeksi pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,4%–5,6%, didukung oleh stimulus fiskal berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan beras, dan program akselerasi akhir tahun.

Namun, bagaimana proyeksi rupiah untuk perdagangan hari Jumat, 28 November 2025? Ibrahim memprediksi rupiah akan bergerak fluktuatif dan cenderung melemah, dengan perkiraan rentang pergerakan antara Rp16.630–Rp16.660 per dolar AS.

Rugi Agung Podomoro (APLN) Membengkak di Kuartal III 2025, Simak Rekomendasi Sahamnya

Sementara itu, Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, melihat penguatan rupiah ini sebagai respons terhadap meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed yang lebih agresif, mulai dari tahun 2025 hingga 2026.

“Investor kini melihat peluang pemotongan suku bunga di tahun 2026 sebesar 75bps ke level 3%, setara dengan natural interest rate dari The Fed,” jelas Josua.

Josua memperkirakan perdagangan hari Jumat akan berlangsung terbatas karena dampak libur Thanksgiving di AS. Ia memproyeksikan rupiah akan bergerak di rentang Rp16.600–Rp16.700 per dolar AS.

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.636 Per Dolar AS Hari Ini (27/11), Asia Menguat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *