IHSG rawan koreksi, ini proyeksi dan rekomendasi saham untuk Senin (22/12/2025)

Posted on

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang sepekan terakhir masih tertekan. Pada perdagangan Jumat (19/12/2025), IHSG tercatat terkoreksi sekitar 0,10% ke level 8.609,55 dan masih didominasi aksi jual investor.

Head of Retail Research MNC Sekuritas Herditya Wicakdana menilai, pelemahan IHSG dipengaruhi oleh sejumlah sentimen eksternal dan domestik.

Pertama, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kedua, data makroekonomi AS yang masih fluktuatif sehingga memunculkan ekspektasi kebijakan moneter The Federal Reserve yang cenderung hawkish ke depan.

Rupiah Melemah 0,62% Dalam Sepekan, Begini Proyeksinya untuk Pekan Depan

Ketiga, memanasnya tensi geopolitik antara AS dan Venezuela yang mendorong kenaikan harga emas dunia.

“Tekanan jual di pasar saham masih cukup terasa seiring kombinasi sentimen global tersebut,” ujar Herditya kepada Kontan, Jumat (19/12/2025).

Untuk perdagangan Senin (22/12/2025), Herditya memperkirakan IHSG masih berpotensi melanjutkan koreksi. Secara teknikal, IHSG diproyeksikan bergerak dengan level support di 8.560 dan resistance di 8.660.

Adapun pergerakan indeks pada awal pekan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, antara lain dinamika nilai tukar rupiah, perkembangan geopolitik AS dan Venezuela, serta potensi sepinya transaksi menjelang libur akhir tahun.

Di tengah kondisi pasar yang cenderung berhati-hati, Herditya menyarankan investor mencermati sejumlah saham pilihan untuk strategi trading jangka pendek.

Saham Global Sukses (DOSS) Punya Peluang Revaluasi, Begini Rekomendasinya

Saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) direkomendasikan dengan rentang harga Rp 8.200-Rp 8.475.

Sementara PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) berada di kisaran Rp 1.325-Rp 1.405, dan PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) di area Rp 3.860-Rp 4.070.

“Dengan volatilitas yang masih tinggi dan volume transaksi yang berpotensi menurun, investor disarankan tetap selektif dan disiplin menerapkan manajemen risiko,” pungkas Herditya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *