caristyle.co.id – JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan menunjukkan tren pelemahan menjelang akhir tahun 2025, utamanya dipicu oleh sentimen dari kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). Menurut pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, keputusan AS untuk memperpanjang penundaan penerapan tarif tinggi bagi Tiongkok selama 90 hari berpotensi memicu kembali perang dagang pada periode November hingga Desember.
Melihat potensi tersebut, Ibrahim Assuaibi menyatakan keyakinannya bahwa nilai tukar rupiah akan terus melemah hingga akhir tahun. “Saya masih ekspektasi rupiah melemah di akhir tahun karena perang dagang,” tegas Ibrahim saat dihubungi Kontan pada Jumat (15/8/2025). Berdasarkan analisisnya, ia memprediksikan rupiah akan berada pada level Rp 16.700 per dolar AS di penghujung tahun.
Sepekan ke Depan, Rupiah Berpotensi di Kisaran Rp 16.075–16.225 per Dolar AS
Selain faktor perdagangan, pergerakan rupiah juga turut dipengaruhi oleh dinamika geopolitik global. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (15/8/2025) yang membahas situasi di Eropa sempat memberikan sedikit sentimen positif, meredakan ketegangan meskipun Ukraina belum lama ini melancarkan penyerangan di Rusia.
Sebelumnya, rupiah sempat menunjukkan penguatan yang signifikan, sebuah fenomena yang dijelaskan Ibrahim sebagai dampak dari gemuruh pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II. Angka pertumbuhan yang mencapai 5,12% ini jauh melampaui ekspektasi sebagian ekonom yang memproyeksikan di kisaran 4,7% hingga 4,8%. “Itu yang membuat investor asing kembali masuk ke pasar finansial dalam negeri. Itu yang membuat rupiah penguatan,” jelas Ibrahim, menyoroti daya tarik pasar domestik.
Rupiah Menguat dalam Sepekan, Pergerakannya Pekan Depan Tergantung Sentimen Eksternal
Penguatan nilai tukar rupiah tersebut, lanjut Ibrahim, juga bertepatan dengan adanya ekspektasi penurunan suku bunga AS. Data-data ekonomi dari Amerika Serikat yang menunjukkan performa kurang memuaskan memperkuat sinyal bahwa bank sentral AS kemungkinan akan memangkas suku bunga acuannya pada September.
Namun demikian, Ibrahim mengamati bahwa pidato nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 yang disampaikan belum mampu memberikan dorongan signifikan bagi rupiah. Hal ini terlihat dari pergerakan nilai tukar rupiah yang justru mengalami pelemahan pada Jumat (15/8/2025), mencapai level Rp 16.169 per dolar AS.