caristyle.co.id Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan signifikan pada penutupan perdagangan Jumat, 29 Agustus 2025, menutup sesi dengan penurunan 1,53 persen ke level 7.830,49. Penurunan ini dipicu oleh demonstrasi di berbagai daerah yang memanas, menimbulkan kekhawatiran akan pelemahan berkelanjutan di pekan mendatang.
Ancaman penurunan IHSG nampaknya masih berlanjut. Menurut Nafan Aji Gusta, Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas, gejolak domestik yang telah menjadi sorotan media internasional berpotensi menyebabkan tren pelemahan berlanjut pada perdagangan Senin, 1 September 2025. Ia memperingatkan, jika IHSG secara konsisten berada di bawah level 7.750, maka bearish consolidation phase memiliki peluang besar untuk terjadi.
Proyeksi Nafan menunjukkan IHSG akan bergerak di rentang support 7.736-7.668 dan resistance 7.900-7.958. Perlu diingat, kinerja IHSG pada bulan September selama lima tahun terakhir rata-rata cenderung bearish, meskipun berpotensi membaik (bullish) pada Oktober hingga Desember.
Menanggapi situasi ini, Nafan menjelaskan peran Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mitigasi risiko. BEI, menurutnya, dapat menerapkan kebijakan trading halt untuk meredam panic selling. Sementara itu, OJK dapat memperkuat peran Self-Regulatory Organization (SRO) dalam mengantisipasi dampak kondisi politik dan keamanan yang kurang kondusif, dengan fokus pada kebijakan yang pro-pasar, pro-pertumbuhan, dan pro-pembangunan.
Berikut tren pergerakan IHSG sepekan terakhir:
Tanggal | Harga Pembukaan | Harga Penutupan |
---|---|---|
22 Agustus 2025 | 7.910,10 | 7.858,85 |
25 Agustus 2025 | 7.921,02 | 7.926,91 |
26 Agustus 2025 | 7.971,79 | 7.905,76 |
27 Agustus 2025 | 7.923,00 | 7.936,18 |
28 Agustus 2025 | 7.951,87 | 7.952,09 |
29 Agustus 2025 | 7.899,89 | 7.830,49 |
Sumber grafis: BEI