Kegagalan Timnas U-23 Indonesia lolos ke Piala Asia U-23 2026 meninggalkan catatan pahit bagi pelatih Gerald Vanenburg. Kekalahan dari Korea Selatan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (9/9), membuat Indonesia hanya menjadi runner-up Grup J dan gagal mengamankan tiket ke putaran final. Hal ini mendorong Vanenburg untuk mengajukan permintaan khusus jika ditunjuk melatih Timnas U-23 di SEA Games 2025 di Thailand mendatang.
Vanenburg menekankan pentingnya pemusatan latihan (TC) jangka panjang sebagai kunci kesuksesan. Pengalaman pahit di Kualifikasi Piala Asia U-23, menurutnya, membuktikan betapa mustahilnya membangun tim yang solid hanya dengan waktu persiapan singkat. “Untuk program SEA Games 2025, jika kita hanya mendapat program seperti sekarang, yaitu cuma seminggu berlatih untuk menghadapi turnamen, mungkin hasilnya akan sama. Jadi, ini memang suatu hal yang tidak bisa [dilakukan dengan persiapan mepet],” tegas Vanenburg dalam konferensi pers pasca pertandingan.
Ia membandingkan situasi Timnas U-23 dengan Timnas U-17 asuhan Nova Arianto yang mendapat dukungan TC panjang menuju Piala Dunia U-17 2025 di Qatar. “Kalau dibandingkan dengan Timnas U-17 yang mendapatkan waktu satu tahun berlatih bersama untuk lolos ke Piala Dunia U-17 2025, ya mereka jadi 60% lebih baik. Itu perbedaan yang sangat besar. Ya, itulah kenyataan yang kami hadapi,” jelas pelatih asal Belanda tersebut. Perbedaan signifikan dalam waktu persiapan ini, menurut Vanenburg, sangat berpengaruh pada performa tim.
Kegagalan Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 menjadi pukulan telak bagi ambisi ‘Garuda Muda’. Poin yang dikumpulkan tak cukup untuk bersaing di jalur empat runner-up terbaik, mengakhiri harapan untuk kembali berlaga di putaran final seperti pada tahun 2024. Dengan pengalaman ini sebagai pelajaran, Vanenburg berharap mendapatkan dukungan penuh untuk program TC jangka panjang guna meraih prestasi maksimal di SEA Games 2025.
Penulis: Kevin Mamesa Siadari
