caristyle.co.id -Sebuah keributan antarsiswa di SMAN 1 Yalimo telah memicu kerusuhan tragis di Yalimo, berujung pada jatuhnya korban jiwa dan gelombang pengungsian besar-besaran. Bentrok ini merenggut nyawa satu warga yang tewas tertembak, serta seorang ayah dan putranya yang ditemukan tewas terbakar di dalam mobil. Eskalasi kekerasan yang terus meluas memaksa sekitar 500 warga untuk mencari perlindungan, mengungsi ke markas Polres Yalimo demi keamanan.
Kerusuhan di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, ini mulai pecah pada Selasa, 16 September, sekitar pukul 07.00 WIT. Insiden memilukan ini, yang diduga berawal dari ujaran kebencian melibatkan siswa SMAN 1 Yalimo, dengan cepat menyebar dan menimbulkan kekacauan yang tak terkendali.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani, dalam keterangan tertulisnya di Sentani pada Kamis, 18 September 2025 (dilansir dari Fajar.co.id), mengungkapkan skala kerusakan yang masif. Puluhan bangunan dilaporkan terbakar dalam kerusuhan Yalimo ini, meliputi ruko, kos-kosan, rumah dinas, kantor dinas, hingga fasilitas vital milik TNI dan Polri.
Kerusuhan Yalimo tidak hanya meninggalkan puing-puing bangunan, tetapi juga merenggut sejumlah korban jiwa dari masyarakat sipil. Faizal Ramadhani, melalui laporan ANTARA, merinci nama para korban yang jatuh. Nasir Daeng Mappa (44) dan anaknya, Arsya Dafa (9), meninggal dunia tragis setelah terbakar di dalam mobil mereka. Selain itu, seorang anak bernama Atifa (10) mengalami luka sayatan serius di leher, sementara pelajar Papua, Sadrak Yohame, ditemukan meninggal akibat luka tembak.
Enam Personel Kopassus Terkepung
Di tengah gejolak kerusuhan di Yalimo, insiden mencekam lainnya terjadi. Enam Personel Kopassus Terkepung menjadi fokus upaya penyelamatan. Sebuah tim gabungan yang terdiri dari TNI dan Polri berhasil melakukan evakuasi terhadap enam personel TNI Angkatan Darat dari Satgas Maleo Kopassus. Mereka sempat terkepung di area belakang Pos Satgas Maleo, tepatnya di Kampung Pirip, Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan.
Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani menjelaskan bahwa evakuasi enam personel Kopassus ini berhasil dilakukan pada Selasa, 16 September, pukul 18.16 WIT. Setelah diselamatkan, mereka segera dilarikan ke Mapolres Yalimo untuk penanganan medis. Diketahui, tiga personel menderita luka parah: Sertu Nando Manurung, Sertu Kantum, dan Letda Inf Supardi. Ketiganya kini mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Er Dabi di Yalimo.
Menurut Faizal, operasi evakuasi krusial ini dimulai sejak pukul 17.26 WIT, melibatkan pengerahan tiga unit kendaraan roda enam dan tiga kendaraan roda empat. Misi penyelamatan ini dipimpin langsung oleh Ipda Abdul Azis dari Satuan Brimob Polda Papua, yang berkoordinasi dengan personel TNI dan Polres Yalimo.
Faizal menambahkan, selama proses evakuasi Kopassus di Yalimo berlangsung, tim gabungan sempat menghadapi serangan sporadis dari massa yang datang dari berbagai arah. Namun, kesigapan aparat keamanan berhasil memukul mundur kelompok penyerang, memastikan operasi penyelamatan dapat diselesaikan dengan aman dan sukses. (fjr)