caristyle.co.id JAKARTA. Rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) akan diumumkan hari ini, Kamis, 7 Agustus 2025. Menjelang pengumuman ini, analis saham ramai-ramai memprediksi saham-saham yang berpotensi masuk dalam indeks MSCI, menarik perhatian investor.
Indeks MSCI merupakan acuan utama bagi manajer investasi global. Keberadaan saham dalam indeks MSCI berimplikasi besar, yaitu mendorong masuknya suntikan dana dari investor institusional asing yang signifikan.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, memperkirakan saham-saham milik Prajogo Pangestu, yakni PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), berpeluang besar masuk indeks MSCI.
Selain PTRO dan CUAN, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga menjadi kandidat kuat. BREN dinilai memiliki peluang signifikan untuk masuk dalam indeks global bergengsi ini.
Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, menyatakan BREN sebagai kandidat terkuat. Hal ini didasarkan pada kapitalisasi pasar yang besar dan likuiditas yang cukup, setelah isu kepemilikan sebelumnya mereda. Liza menjelaskan dalam risetnya pada 26 Juli 2025, “Jika benar masuk, efeknya terjadi peningkatan likuiditas, arus dana asing masuk melalui MSCI referenced ETF atau fund dan meningkatkan valuasi saham.”
Sementara itu, Head of Research Samuel Sekuritas, Prasetya Gunadi, menambahkan bahwa BREN harus diperdagangkan di harga Rp 9.000 per saham untuk masuk indeks MSCI. Pada penutupan perdagangan Rabu, 5 Agustus 2025, harga saham BREN berada di level Rp 7.225, naik 150 poin atau 2,12% dari hari sebelumnya.
Beralih ke saham lain, Prasetya Gunadi mengamati PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) memiliki peluang tertinggi untuk masuk ke MSCI Indonesia Big Cap. Hal ini didorong oleh Free-Float Market Capitalization (FFMC) yang mencapai US$ 6,6 miliar.
Lebih lanjut, DSSA juga menunjukkan indikator positif lainnya. Average Daily Trading Value (ADTV) dalam 12 bulan terakhir mencapai US$ 7,2 juta per hari, dengan Annual Traded Value Ratio (AVTR) melampaui ambang batas 15%.
Dalam riset terpisah, Samuel Sekuritas memproyeksikan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) masuk dalam MSCI Small Cap Index. Lonjakan harga saham SSIA, sebagian dipicu oleh akuisisi 5,89% saham perusahaan oleh Grup Djarum, mendorong peningkatan kapitalisasi pasar free float SSIA.
Prasetya Gunadi menjelaskan dalam risetnya tanggal 22 Juli 2025, kapitalisasi pasar free-float SSIA meningkat menjadi US$ 618 juta, jauh di atas ambang batas US$ 250 juta. Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian dalam 12 bulan SSIA (US$ 1,8 juta per hari) juga melampaui persyaratan minimum US$ 1 juta per hari, dan rasio 12M ATVR tercatat di atas tolok ukur 10%.
253.407 Guru PAUD Non-formal Akan Dapat BSU Rp 600.000, Cermati Syaratnya
Tonton: Mensesneg: Istana Akan Cari Jalan Keluar Polemik Royalti Musik di Kafe
Klik info.gtk.dikdasmen.go.id, Guru Honorer Akan Dapat Bantuan Insentif Rp 2,1 Juta