
caristyle.co.id JAKARTA. Kinerja keuangan PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) pada kuartal III tahun ini mencatatkan pencapaian luar biasa, melampaui ekspektasi pasar secara signifikan. Performa gemilang ini didorong oleh pertumbuhan penjualan yang kuat dan ekspansi margin laba yang solid.
Melihat tren positif ini, Analis Maybank Sekuritas Indonesia, Willy Goutama, dalam riset terbarunya per tanggal 29 Oktober, menyatakan keyakinannya bahwa harga saham KEJU akan terus melaju di masa mendatang. Dengan optimisme tersebut, ia berani menaikkan target harga saham KEJU menjadi Rp 850 per lembar, meningkat sekitar 21 persen dari perkiraan sebelumnya, sambil mempertahankan rekomendasi “buy” untuk saham emiten produsen keju ini.
Perlu dicatat, pada penutupan perdagangan Jumat (31/10), harga saham KEJU ditutup melemah tipis 0,68% pada level Rp 725 per saham.
Mencermati Pergerakan Harga & Kinerja Keuangan Emiten LQ45, Ini Rekomendasinya
Dalam periode Januari hingga September 2025, PT Mulia Boga Raya Tbk berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 148 miliar. Angka ini jauh melampaui perkiraan pasar, setara dengan 97% dari target tahunan Maybank Sekuritas Indonesia dan 87% dari konsensus analis. Lebih mengesankan lagi, pertumbuhan laba per saham (EPS) perusahaan melonjak 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Capaian ini jauh melampaui estimasi Maybank Sekuritas Indonesia yang hanya memperkirakan kenaikan 4%, serta melampaui panduan manajemen yang berada di kisaran 10% hingga 15%.
Tak hanya laba, pendapatan KEJU juga turut meningkat signifikan dalam sembilan bulan pertama tahun ini, mencapai Rp 1,09 triliun, tumbuh 18% secara tahunan. Kinerja pendapatan yang cemerlang ini bukan hanya didorong oleh permintaan produk yang kuat di pasar, melainkan juga oleh strategi ekspansi bisnis dan inovasi produk yang agresif. Langkah-langkah strategis ini terbukti efektif di tengah pasar keju Indonesia yang terus menunjukkan pertumbuhan pesat.
Secara khusus, pada kuartal III 2025, KEJU berhasil mencatatkan rekor baru dengan laba bersih mencapai Rp 56 miliar. Angka ini menandai kenaikan impresif sebesar 57% dibandingkan kuartal sebelumnya dan 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penjualan juga menembus angka Rp 407 miliar, tumbuh masing-masing 30% secara kuartalan dan 23% secara tahunan. Menariknya, pertumbuhan ini sepenuhnya berasal dari peningkatan volume penjualan tanpa adanya kenaikan harga jual, yang secara jelas menunjukkan peningkatan permintaan produk KEJU di seluruh kategori. Kondisi ini, menurut Willy, sekaligus menjadi indikasi bahwa perusahaan berhasil memperluas pangsa pasarnya, sementara para pesaing masih kesulitan menandingi performanya.
Melihat hasil yang sangat positif ini, Willy Goutama kembali menaikkan proyeksi kinerja keuangan KEJU untuk periode 2025 hingga 2027. Laba bersih diperkirakan mencapai Rp 189 miliar pada 2025, meningkat 23% dari perkiraan sebelumnya. Selanjutnya, proyeksi laba bersih diperkirakan akan terus tumbuh menjadi Rp 217 miliar pada 2026 dan Rp 273 miliar pada 2027. Dengan proyeksi pertumbuhan laba per saham (EPS) rata-rata tahunan yang mencapai 23% dalam periode 2024–2027, saham KEJU dipandang masih memiliki ruang pertumbuhan yang sangat kuat ke depan.
Kinerja Indomobil (IMAS) Makin Ngebut, Cermati Prospek dan Rekomendasi Sahamnya
Selain potensi pertumbuhan yang menarik, perusahaan ini juga diperkirakan mampu memberikan imbal hasil dividen yang kompetitif, masing-masing sebesar 3,3%, 3,8%, dan 5,1% untuk tiga tahun mendatang, menjadikannya menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif. Optimisme terhadap prospek saham KEJU ini juga mendorong kenaikan valuasi target PER 2026 menjadi 22,1 kali, dari sebelumnya 20,1 kali, yang mencerminkan satu standar deviasi di atas rata-rata tiga tahun terakhir. “Dengan demikian, target harga saham pun direvisi naik menjadi Rp 850 per saham,” tegas Willy.
Meski demikian, Willy tetap mengingatkan adanya beberapa risiko yang perlu diwaspadai oleh investor. Risiko-risiko tersebut meliputi potensi margin laba yang tidak sesuai harapan, pelemahan nilai tukar rupiah yang signifikan, serta likuiditas saham yang relatif rendah di pasar. Namun, secara keseluruhan, KEJU dinilai masih berada di jalur pertumbuhan yang solid. Performa ini didukung oleh kekuatan merek yang mapan, inovasi produk yang berkelanjutan, serta kemampuan perusahaan mempertahankan profitabilitasnya di tengah dinamika pasar yang kompetitif.



